Monday 30 September 2013

VIVAnews - Tim peneliti dari Swiss National Science Foundation mengingatkan pada anak-anak dan remaja untuk mulai mengurangi asupan kafein, karena senyawa kimia itu berdampak negatif langsung pada otak, atau tepatnya memperlambat perkembangan otak.

Softpedia pada  25 September 2013 melansir bahwa dari beberapa penelitian sebelumnya, peneliti menjelaskan otak para remaja berkembang dengan cepat selama masa pubertas. Fakta itu menunjukkan bahwa para remaja harus segera mengurangi asupan kafein.

Temuan ini diperoleh setelah tim peneliti melakukan uji coba pada tikus. Peneliti memberikan asupan kafein berkadar tinggi pada tikus yang sedang di masa pubertas. Lalu, peneliti mengawasi perkembangan otak dari masing-masing tikus.

"Ternyata, semua tikus yang diberi asupan kafein tinggi mengalami keterlambatan perkembangan otak. Kami menduga itu terjadi karena kafein mengganggu pola tidur tikus," kata Nadja Olini, peneliti dari Swiss National Science Foundation.

Dia mengatakan, manusia dan tikus memiliki pola tidur yang sama selama masa pubertas. Otak akan berkembang sesuai dengan masa pubertas. Namun, ketika tikus yang dalam masa pubertas diberikan kafein, proses perkembangan otaknya tertunda.

"Otak akan terus berkembang pada masa pubertas, di mana akan muncul mental seseorang. Memang tikus dan manusia memiliki perbedaan, tapi berdasarkan penelitian ini, kafein jelas memberikan pengaruh terhadap otak. Jadi, akan lebih bijaksana ketika kita mengurangi asupan kafein di masa-masa pubertas," jelas Olini.